Inilah sumber yang dipakai oleh penduduk Indonesia untuk mendapatkan informasi ( BPS 2006)
- 23,5 % membaca
- 85,9 % menonton televisi
- 40,3 % mendengarkan radio
Saatnya berhenti mengeluh, ganti dengan tindakan nyata
Stop membandingkan dengan negara yang sudah maju, dengan sesama negara yang berkembang lainnya pun kemampuan membaca anak-anak Indonesia masih rendah. Jangan lagi mencari penyebabnya, saatnya berbuat. Pasti ada yang bisa dilakukan oleh orang tua sebagai bentuk cinta kepada anak kita dan bentuk tanggung jawab sebagai orang yang telah melahirkan. Membuat anak bisa membaca, gemar membaca akhirnya menjadikan anak yang mencintai buku dan membuat anak menjadi dewasa yang gemar membaca sepanjang hidupnya merupakan hadiah yang tak ternilai yang dapat diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Mulailah dari sesuatu yang sederhana, mudah dan tidak dipungut biaya tetapi efektif dan juga mendekatkan hubungan anak dengan orang tua, karena anak merasa dicintai yaitu secara rutin membacakan (cerita) kepada anak.
Mengapa bacakan cerita sangat efektif ?
Otak manusia merupakan organ tubuh yang dipakai untuk belajar. Pondasi yang terbaik untuk belajar membaca adalah kata. Kata-kata merupakan materi yang penting dalam belajar membaca. Dua cara efisien untuk memasukkan kata-kata ke dalam otak adalah melalui mata dan melalui telinga. Diperlukan waktu lebih lama oleh mata untuk bisa dipergunakan membaca oleh anak, tetapi telinga dapat lebih cepat dipergunakan (segera setelah lahir ) untuk membentuk pondasi kata-kata yang diperlukan untuk belajar membaca.
Apa yang kita perdengarkan di telinga anak berubah menjadi pondasi terbentuknya otak seorang anak. Deretan suara-suara yang mengandung arti yang masuk melalui telinga kecil seorang anak ternyata dapat membantu anak merangkai kata-kata yang dilihat kemudian hari ketika anak belajar membaca.
Alasan perlunya membacakan anak cerita sama dengan sama dengan alasan mengapa kita harus berkomunikasi dengan anak, yaitu to reassure, untuk mendekatkan diri dengan anak, untuk menghibur, untuk memberi informasi dan menerangkan, untuk meningkatkan keinginan tahu dan menginspirasi anak. Dengan membacakan cerita, anak juga memperoleh :
- Asosiasi membaca dengan hal-hal menyenangkan
- Pengetahuan
- Tambahan perbendaharaan kata
- Role model
Kapan memulai baca cerita ?
Ada dua pertanyaan yang biasa muncul dari orang tua. Kapan sebaiknya mulai membacakan cerita dan di usia berapa seorang anak sudah terlalu tua untuk dibacakan cerita ?
Untuk bisa menjawab pertanyaan nomor satu, perlu dijawab dahulu pertanyaan ini. Kapankah orang tua mulai berbicara kepada seorang anak ? Tentunya tidak menunggu anak berusia enam bulan. Orang tua mulai berbicara kepada anaknya segera setelah bayi lahir.
Bahasa apa yang digunakan ? Bayi belum mempunyai kemampuan berbahasa, jadi bahasa apapun bayi bisa mengerti dan lebih penting bagi bayi adalah suara siapa yang terdengar. Bayi akan mengerti dan terkondisi dengan suara itu. Kalau yang terdengar suara ibu dan ayahnya, bayi akan terkondisi dengan suara-suara itu. Di masa-masa awal sangat penting bagaimana membentuk bayi supaya tenang, masa-masa bagaimana kita mengenali bayi sehingga bayi bisa mengenali lingkungan dan bisa menyimak ketika kita berkomunikasi dengan dia.
Jadi sedini mungkin kita membacakan cerita kepada anak akan lebih baik, bahkan semenjak dia di dalam kandungan.
Baca cerita tetap dilakukan walaupun anak sudah bisa membaca. Ketika sudah bisa membaca yang diharapkan dari seorang anak dari membaca cerita ini adalah kedekatan emosi yang tercipta di masa-masa indah baca cerita, perasaan dicintai. Karena orang tua benar-benar meluangkan waktunya untuk anak, tidak mengerjakan pekerjaan lain, hanya membacakan cerita untuk anaknya.
Saya tidak punya waktu, saya sibuk.
Jawaban klasik tidak punya waktu selalu terdengar ketika ada pertanyaan apakah orang tua membacakan cerita untuk anak ? Padahal kita dikaruniai dua puluh empat jam sehari tanpa kurang dan tanpa lebih. Sedangkan untuk membacakan satu buku cerita anak, tidak memakan waktu lebih dari sepuluh menit. Cukup sibukkah kita untuk meluangkan waktu sepuluh menit untuk anak?
Kita yang harus mengendalikan waktu dan berusaha untuk mendisiplinkan diri, jangan sampai terlambat. Karena waktu berjalan sangat cepat. Golden period dimana masa pertumbuhan otak, dimulai pada trimester ketiga kehamilan sampai bayi berusia empat tahun. Disamping anak memerlukan gizi yang cukup, diperlukan stimulus-stimulus positif untuk pertumbuhan otaknya. Bahasa buku dari buku cerita yang kita bacakan, suara-suara orang tua penuh cinta ketika membacakan cerita menjadi pondasi pertumbuhan otak.
Awali dengan meluangkan sepuluh menit dari dua puluh empat jam yang kita punya untuk membacakan satu buku cerita setiap hari. Kemudian meningkat ke dua sampai tiga buku sehari atau dua puluh menit dan jadikan ini kebiasaan. Kebiasaan ini menjadi hadiah yang sangat berarti yang bisa diberikan orang tua untuk anaknya.
Ciptakan generasi baru
Apa yang sebenarnya diharapkan hasil dari sebuah pendidikan dan apa yang disebut anak sukses ? Tidak berlebihan kalau keinginan menjadikan anak mandiri dan mempunyai kemampuan untuk belajar seumur hidup, menjadi kriteria kesuksesan seorang anak. Anak gemar membaca dan mencintai buku tentu mampu untuk belajar seumur hidupnya. Dengan kemampuan belajar seumur hidup dia tumbuh menjadi manusia yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan mampu bersaing.
Seorang Anak,
berhak mendapatkan GURU membaca terbaik di dunia.
Dan . . . . .
Tidak ada yang dapat melakukannya lebih baik dari ORANG TUA nya
Ditulis oleh Roosie Setiawan
Disarikan dari :
The Read~Aloud Handbook, Jim Trelease
Reading Magic, Mem Fox

Saya setuju dengan Ibu, saya sendiri sudah merasakan dampak membaca nyaring kepada anak. Meskipun membaca buku kelihatan sederhana tapi kegemaran membaca pada anak saya sudah mulai tampak.
Terima kasih, tulisannya mengingatkan kembali untuk disiplin meluangkan waktu membacakan buku pada anak. Dan setuju sekali, bahwa kemampuan membaca tidak sebatas pada anak mampu menggabungkan huruf-huruf menjadi kata dan kalimat, tapi lebih dari itu, bagaimana membentuk anak memahami bacaan hingga sampai pada tahap gemar membaca, menjadikan membaca sebagai kebutuhannya. Dan untuk sampai pada tahap itu, dimulai sejak dini, bukan di usia TK mengajarkan A, B, C tapi sejak dini dimulai dari membacakannya buku. ❤️